Tuesday, October 28, 2014

another hurtful teary period

I had a painfull day, another teary day.
Pain in heart hurt more than pain in any part of your body, but i have both today.
My heart hurt after some words from the one i respect and the one i love. Hurt thousand more than if that words come from a stranger.
My arm hurt for having 4 site injection for bloodtest. Now bruises all over it.
My left ring finger hurt after trapped between car's door and a gate.
Still, my heart hurt the most,
My stomach also hurt

God, if what i did was right, bless me and   Grant my wish, but if what i did was wrong, i ask You nothing but forgiveness. forgive me and still, grant my wishes. for You my soul shall return. may Allah always upon us.

Sunday, October 26, 2014

It must be something better already planned


Seandainya bisa pake penjelasan tentang apa yg lebih baik itu.
But faith is not something answerable or describable.
Just keep on you faith icha! 힘내!!!! 화이띵! 

mens ke sembilan. im disappointed, yess, but i have no othe choice than to pray harder, to try harder, and to enjoy every step of my life better. ikhlas, tawakkal, berdoa.
sedih banget, i cried hard yesterday, mana kak aidyl jaga pula. once he called me in the mid of his chaotic shift, i cried even harder. thanks for all the patience, love and understanding. i love you to the moon and the sun. since today, i will not whining about this pregnant thingy anymore. i wont make you sick of me whining and crying. semangaaatttt!! 

i believe in Allah, and i know Allah love me, for all the bless, for all the love i get, for every help i owe Allah a gratitude. Alhamdulillah.

as a human, a tiny little piece of this huge universe, im nothing but an ignorant, i ask for forgiveness, may all my sins be forgotten, may all good deen accepted.

Oh Allah the Most Merciful, please give us good children, to cheer us up on our roughest day, to make us laugh of our sadness night, to make us proud and to pray for us.  Oh Allah, the one who grant dhua. 

Thursday, October 16, 2014

A letter of wish


we all have dreams and passion. Knowing people around us support us is something money cant buy.

seneng bener dalam minggu ini dapet beberapa email dari orang2 yang baca blog ini, sampe berakhir curhat-curhatan gitu. salahsatunya adik satu ini, namanya Kinan, nama yang dari dulu aku suka. unyu aja namanya menurutku, dan ternyata dia adik tingkat SMA. what a tiny world we have.

blog ini ga sebagus blog2 orang lain yang pembacanya ribuan perhari,
blog ini isinya random dan mostly cuma seputer aku doang,
blog ini updatenya ga pake jadwal, bener2 sesuka hati aku,
dan berhubung akunya cuma nulis blog kalau lagi hepi banget atau lagi galau, isinya ya penuh emosi, kadang malah desperate gitu,

tapi ini adalah diary aku,
i wrote everything i want yang ga bisa di social media lain karena akan terlihat terlalu "sok", atau terlalu "lebay" karena aku bukan expert diapapun yang aku tulis
atau semua hal yang panjaaaaaaaaang banget buat ditulis di twitter,
atau terlalu males buat nulis tangan di diary eiffel yang dikasih suami,
dan sesimple pemikiran "mungkin akan berguna kalau orang lain baca"
im not ashamed of my galau-ness, or genit-ness, simply because they make me who i am,
percaya ga percaya, kayaknya blog ini juga yang bikin suami dulu jatuh cinta,
gimana ga, ini akunya dengan santai nulis2 blog ttg dia, atau tentang hepinya aku, tanpa tau di kepo-in sama dia. hihi

yess, i want to have my name written as an author, on a thick book, a bestseller, 
biarpun ga tau kapan, dan sebenernya ga tau mau nulis tentang apa, dan ga tau juga apa bisa sanggup nulis satu buku, that's my wih, my dream.
semoga suatu saat bisa. and it will be nice to have it a medical related one.
kalo kata papa, "atas apapun yang kamu lakukan nak, jangan lupakan dunia kedokteranmu"

Thursday, October 9, 2014

marriage, is age matter?

baru abis kedatengan tamu, cewek umur 18 tahun yang baru aja nikah.
biarpun badannya bongsor, bikin dia sama sekali ga keliatan berumur segitu, umur itu keliatan loh dari cara dan isi bicara seseorang.
well, ofcourse education play a significant role, tapi umur, biar gimanapun, bikin pandangan seseorang beda.

according to UNICEF those early age marriage means a marriage happen in child younger than 18 years old.

labil.
itu istilah umum yang artinya kadang ga jelas, pokoknya apa apa yang "tidak stabil", bisa berubah ubah.
Anak muda, iya aku juga ga tua2 banget, itu pandangannya masih hurahura, masih keras kepala, ego nya masih luar biasa, dan bikin mereka, dalam banyak hal, jadi labil, ga stabil.

boleh sih nikah muda, tapi ga kemudaan juga kali ya.
menurutku, buat yang tinggal dikota, yang mengenyam bangku SMA,
20lah umur paling cepet buat ceweknya nikah.
tamat SMA langsung nikah itu terlalu riskan.
mood belasan tahun tuh susah loh dikekang, dan mau ga mau,
istri harus manut sama suaminya, ga bisa bebas lagi kayak masih gadis dulu

Cara pandang anak muda juga beda sama orang dewasa.
kalo dalam bahasa inggris, teenager sama adult.

Aku punya temen, nikah di awal kuliah, trus beberapa bulan kemudian cerai.
ga bisa judge orang, emang pasti tiap rumah tangga punya masalahnya masing2,
tapi menurutku, andai aja waktu itu dia udah dengan usia lebih tua, saat jalan pikirannya udah lebih dewasa, mungkin ga akan sampai cerai, atau at least her marriage last a bit longer.
because yess, we, who married on a proper age, has different point of view than those who married just because they love each other.

sebagian yang nikah muda itu alesannya, kalo ga kepaksa ntah kepergok ortunya atau MBA (married by accident), ya "karena kami saling mencintai".
LOVE isnt enough bro sis!
it's a lot more than that. it's about being US, taking responsibilities, and give more than you can get, sacrificing.
Those early age masih susah melakukan itu semua, those early age yang ego nya masih tinggi, akan lebih meng "AKU" kan segala sesuatu. dan as people aged, ego seseorang terhadap dirinya berkurang. Ada banyak hal yang akan dipertimbangkan. ga akan "semau guwe aja".

Bahkan, untuk urusan hari pernikahan, beda banget loh orang yang nikahnya diusia terlalu kecil sama yg terlalu dewasa, dan yang usia standar.
pernikahan usia belia di kota besar, apalagi yang orang tuanya kayaraya, bakal looks like a fairytale, malah ada yang pake kissing scene padahal di Indonesia raya dan islam. karena apa? karena mereka lebih mikir "wedding is a celebration", perayaan gedegedean.
diusia standar, pernikahan jadi sesuai kemauan, tapi sesuai budget, dan harus  tetep sakral.
diusia terlalu dewasa, ntah karena malu atau emang males aja ribet, biasanya lebih simpel.

Foto prewedding juga gitu,
tadi abis liat foto prewed anak nikah belia, ciuman, padahal islam. dan pas liat tangannya, pake kuteks padahal lagi sholat.
maaf aja, aku jadi ga respect.
kalo menurutku, mungkin, kalo aja anak ini sudah lebih dewasa, akan ada "rasa malu" paling ga sama orang tua, sama sesama manusia, biarpun emang rasa malu sama Tuhannya ilang ntah kemana.
Dia kalo udah dewasa, dengan jilbabnya, dan dengan bangga bilang lulusan pesantren, harusnya sih malu nunjukkin foto PREwed ciuman gitu, harusnya apus kuteksnya dari sejak nikahan 5 hari lalu kalo emang bilang "oh iya mau solat ashar", atau bilang aja lagi mens.

see, age does matter.

emang sih, kedewasaan itu ga bisa diukur dengan umur, Banyak kok yang udah dewasa lebih duluan, banyak kok anak belasan yang jalan pikirnya udah dewasa banget. tapi GA SEMUA. dan yakinlah, sedewasa apapun pemikiran seorang anak belasan tahun, separah apapun kondisi memaksa dia untuk dewasa sebelum umurnya, deep down, he/she still has that playfull youth spirit. Even if they try to hide it down, it'll somehow show. semua ada masanya, kita udah diciptain Tuhan dengan mesin waktu, ada masanya untuk segala sesuatu, dan berbeda untuk tiap orang.

aku aja yakin banget, masih punya banyak sisi kekanakkanakan yang kadang bikin suami sebel, cepet ngambeklah, cepet bete, cepet moodswing, abis ngambek, nangis, trus dimanjain dikit, ketawaketawa lagi. hihi.
tapi ini sebenernya udah berkurang seiring bertambahnya usia, ga kebayang kalo dulu nikahnya lebih muda bakal jadi apa rumah tangga kami.

Yakinlah, orang yang sudah dewasa diusia nya yg masih belia, akan lebih dewasa saat umur "dewasanya" tiba.
so for me, i conclude, age does matter. just patiently wait.

tapi jodoh susah ya nolaknya. cuma mau saran buat yang mau nikah belia banget, yakin ga nyesel ga nyicip hari2 menyenangkan sama temen2 lebih lama?
yakin siap menanggung semua tanggung jawab pernikahan?
yakin ga akan nyesel ga sekolah tinggi2 padahal ada kesempatan?
yakin ? yakin? yakin?
dan semua pertanyaan diatas harus dijawab tanpa keraguan, dan dengan alasan yang ga se klise "tapi aku cinta".

to fall in love everyday with the same person, need more than love. it's about love, friendship, trust, loyalty and a lot consideration.

eh,aku udah nikah loh

baru abis buka email dan ternyata ada 2 email dari pembaca blog ini. senangnyaaa. jadi semangat nulis lagi,, padahal ga tau mau nulis apa. hihi.

aku ini kadang masi suka bengong trus mikir "eh, aku udah nikah loh" trus langsung senyumsenyum sendiri. im so blessed to be married with my husband.

kata orang, begitu udah nikah, pasti kita akan mikir "harusnya nikah lebih awal". sebagian yang lain bilang "harusnya ntar2 aja, jalan2 dulu, sekolah dulu"
namanya manusia, ga akan semua orang seide. kalo semua manusia seide, yakinlah ga akan ada penjara. atau sebaliknya, ga aakan ada masjid dan tempat ibadah.

buat aku, hari dan tanggal nikahan kami kemaren adalah yang terbaik. satu tahun lamanya dari mutusin tanggal sampai dengan hari H. satu tahun penantian yang terasa panjang. tapi, ga mungkin lebih cepet karena dy harus tunggu semester 3, dan ga juga lebih lambat karena tentu  mempercepat yang baik adalah lebih baik.

setelah nikah, jadi makin kenal baik sama suami.
lebih tau his trueself gitu, tapi perasaan ga sampe gitu2 banget sampe orang2 suka bilang "abis nikah, baru ketauan semua belangnya". paling cuma hal hal kecil yang ga begitu penting. tapi ga tau ya dari sudut pandang ayang. jangan2 dia mikir "ini anak kok makin kesini makin nyebelin ya". hahaha
ga lah.

yang pasti masih banyak yang harus aku pelajari sebagai istri, sebelum belajar jadi ibu nantinya.

masih harus belajar lebih sabar dan ga segampang sekarang bete nya,,

masih harus belajar tetep senyum biarpun lagi sebel sama suami.

ntar lanjut lagi~ tiba2 dapet inspirasi ini.


Wednesday, October 1, 2014

Life is not a race



Life is not a race, it's a journey to enjoy each and everystep.

kadang, kita tanpa bisa dicegah, akan membandingkan hidup kita dan hidup mereka.
kadang, kita tanpa bisa dilarang, akan melihat pencapaian orang lain sebagai pukulan nestapa
kadang, kita tanpa sengaja, akan bersedih atas banyak pikiran kita sendiri

orang lain sudah lulus, orang lain sudah punya pacar, orang lain sudah kerja, orang lain sudah menikah, orang lain sudah hamil, orang lain sudah punya anak,,,, dan seterusnya dan seterusnya

setiap orang, dibagian manapun dari bumi ini dia berada, pasti akan mengalaminya. 
bahkan ketika kita akhirnya lulus, kita akhirnya punya pacar, kita akhirnya dapet kerja,
akan ada rentetan pikiran lanjutan yang harus dihadapi.
bagus jika menjadi motivasi,
tapi ketika kau merasa sudah termosivasi, sudah berusaha sekuat tenaga, sudah melakukan segala cara dan sudah merasa cukup berdoa,
saat itulah you feel you'll gonna lose the race. 

Saat itu,
semua orang lain terasa lari lebih cepat, 
saat itulah lelah sangat terasa,
seakan telah terlalu lama membebani, 
seakan telah terlalu berat dan menghimpit dada
dan kau ingin putar balik
pergi dari perlombaan yang garis finishnya ntah dimana

bukan, 
bukan mati yang akan dicari,
tapi putar balik mencari perlombaan lain yang lebih santai
atau sekedar rehat sejenak di ruang ganti pemain, 
menikmati semilir angin,
secangkir teh manis hangat,
dan beberapa potong bagelan keju

bertanyalah aku pada diriku, 
siapa sebenarnya yang ingin kau buat kagum?
dirimukah? dirinyakah? atau mereka?

bertanyalah aku pada diriku,
untuk apa sebenarnya perlombaan ini dimulai?
atau bahkan benarkah ada yang memulai?
atau hanya aku yang merasa sedang berlomba?
lalu, siapa saja lawanku?
lalu, apa hadiahnya?
lalu, dimana garis finishnya?

lagi,
bertanyalah aku pada diriku,
dimana rasa syukurmu?
dimana terimakasihmu?
sudahkah kau hitung sebanyak apa dosamu?
sudahkah kau hitung berapa besar rahmat yang Tuhan berikan padamu?
apakah cukup usaha yang kau lakukan?
apakah cukup doa yang kau panjatkan?
apakah kau telah cukup membahagiakan orang2 yang kau cintai dengan apa apa yang kau bisa lakukan?