Seru bener ya judulnya. But it literally really
was. Ga banyak yang tau perjuangan saya, suami, papa, mama, ayah, ibu, semua
keluarga dan kerabat sampai akhirnya mendengar suara tangis hanara. Setelah
itu, 3 kantong darah harus diinfuse-kan kedalam tubuh saya mengganti darah yang
hilang. so yes, i was once on a battle against death.
His atau kontraksi rahimyang menjalar ke pinggang
waktu itu mulai muncul sejak senin sore, 9 mei 2016 sekitar pukul 4 sore.
Seneng bercampur cemas rasanya hati saya. Senang karena, "finally i
can meet my pretty little Hana, started my motherhood sooner than expected and
ended up this huge bump that became quite uncomfortable and annoying since i
have no clothes to dressed up". Cemas karena, "OMG those delivering
moment i used to help and see people on, those seems-so-painfull, thrilling,
life-hanging, scary, screamy, sweaty, ugliest moment of women's life! and im
going to face it within no time." Jadi nano-nano gitu perasaannya tiap His
muncul.
Percaya ga percaya, dari awal trimester 3, saya
selalu sounding ke Hana yang masih dalem perut, " kakak sayang, kita
lahiran tanggal 10 atau 11 yuk, biar kita lebih lama sama2nya sebelum mimi
balik sekolah, kita berdoa sama Allah ya" kadang pake tambahan ga penting
"biar tanggal lahirnya cantik". Eh beneran, tanggal 9 mulai sakit2,
ntah sugesti atau beneran doa yang dikabulin ya, tapi it worth to try kan. dan
dari awal juga udah soundig ke hana (mungkin jatuhnya sambil doa juga sih ya,
repetitif pula) " kak, kita lahiran normal aja yuk, biar mimi sakitnya ga
lama, jadi bisa kasi ASI terus ke kakak hana". Satu lagi yang di sounding
ke hana which also means, i have a really positive attitude about "kita
harus berjuang ASI ekslusif ya nak! mimi ga tau sampe berapa lama kita bisa, tapi
kita harus berjuang dan kita pasti bisa!". The power of positive thinking
just like how my mom teach me, i'll teach my girl !
Voila. 10 mei nyeri itu semakin hebat. Pengalaman
abortus iminens dengan BO sebelumnya, dengan ditambah induksi sitotek agar
menjadi Abortus komplit (yang ujungnya tetep kuretase jam 11 malem) membuat
saya masih ingat rasanya mules akan melahirkan. bedanya, Lastyear it was a
sorrowful pain, but this one is a joyful one. (btw ini nulis di laptop diiringi
hana ngulet2, lagi bobok cantik hananya om tante)
bayangin dong, abis selesai semua kesakitan, bakal
ada anak kecil unyu yang bisa dibawa pulang. kayak lagi main di timezone terus
dapet jackpot hadiah utama. tapi hadiah utamanya tiket pesawat free seumur
hidup. luar biasaaa kan. hehe. And that was what i repetitively told myself to
hold myself not to scream.
"sabar cha, sakitnya bentar kok, hitung sampe
10 juga hilang, makin sakit makin bagus, artinya kakak hana bakal segera lahir,
udah kangen banget kan sama kakak hana? udah pengen peluk dia pake tangan
sendiri kan? sabar, tarik napas, minta sama Allah dimudahkan"
semua orang sampe takjub loh aku bisa handle the
excruciating pain. like really handle it like a pro. muahahhaa. *sombong*
Sampe tante saya dari awal liat saya diem aja ga
pake jerit2 bilang, "ah, belum sakit aja, liatlah nanti sudah bukaan
lengkap, pasti jerit2". eng ing eng. i remained calm. kayak ahli kungfu
yang lagi menjalani endurance test. hihi. apa rahasianya? senam hamil teratur?
well ga juga, cuma ya, saya pakai tehnik pernapasan buat nahan diri. tiap
sakit, tarik napas panjang, hembuskan dari mulut pelan2 sambil komatkamit
"astaghfirullahhalazim". sambil mikir, tiap detik sakit hebat itu,
tiap istighfar itu, berguguran dosa saya yang banyaknya bukan main itu. tidak
lupa sambil cengkram tangan suami, sementara tangan suami satu lagi gosok2
punggung bawah. mama juga sambil gosok2 punggung atau kaki. satu lagi yang
penting, our support system harus ada dideket kita. Insha Allah kuat kok. Makin
sakit, makin harus self reminder, "si cantik bakal segera lahir, dikit
lagi, sabar,, dosa dosa hilang,, sabar,, jangan sia2in tenaga buat teriak2,,
tahan! semangat!"
that's how i handle the pain. ah iya jangan lupa
doa ya.
Mungin lebih enak ceritanya pake urutan waktu kali
ya, biar ga loncat2.
9 mei 16
16.00 wib
His palsu dimulai,, berlanjut teruuss sampai besoknya. intensitas dan frekuensi ga tentu, tidak bertambah berat dan tidak
bertambah lama, no bloody show, no water broke,
konsul papa --> "masi lama itu nak,
sabar"
10 mei 16
pagi-sore
ga bener bener inget ngapain aja hari ini. suami
tetep masuk RS sambil waswas. tapi bingung jg harus ngapain. Akhirnya dirumah cuma duduk dibola yoga, bouncing2 ga jelas, naik turun tangga, jongkok2 (oh iya ini dari masuk 38minggu sampe lahir pokoknya saya kerjanya jongkok2 ala inem pelayan sekseh,,) ditunggui ibu mertua dirumah karena mama juga ikutan panik tapi harus operasi hari itu, jadi ga bisa nemenin. Padahal udah dibilang, ini masi lama, ga usah ditemenin juga ga apa apa.
Sore
His malah jadi jarang.
11 mei 16
pagi-siang
ga tidur nyenyak semaleman karena his ntah kenapa
lebih terasa dimalam hari. tapi seharian masih bisa jalan, keliling, ke mall
sama mama dan ayu, his masih ada, lebih sedikit dari semalem, tiap his berhenti
dulu jalan karena harus tarik napas dan nahan sakit. no bloody show, no water
broke.
Sore
Papa pulang, mama maksa ke RS buat periksa, karena dirumah ga ada USG
*yaiyalah*, ketuban masih utuh, ga di VT kata papa pasti belum ada bukaan.
malem
nemenin nunu (suami ajeng sepupuku) keliling
palembang sama afif dan suami, jalan jalan malem di BKB. masih dengan berenti2
ditengah jalan tiap his. tapi dipaksain biar kakak cepet lahir.
malemnya beneran ga bisa tidur, nyeri makin sering,
sampe donlot aplikasi ngitungin his, (ada pula di apps store, padahal cuma
iseng nyari disela ga his).
12 mei 16
03.30 wib
the pain became more intense, i felt suspicious
water on my V. bangunin
04.00 wib
sampe di RS tiara fatrin. tempat mama saya
melahirkan saya ke dunia ini 26 tahun yang lalu. maybe a glimpse of what she felt 26 years ago popped up inside mom's mind. i dont know. but for sure, she's the best mom anyone could ever ask for. i love her sooo much. apalagi setelah hamil dan melahirkan dan sekarang ngasuh hanara masih dibantuin mama. i love you mommy. semoga Allah selalu melindungi mama, memberi kesehatan dan kebahagiaan tak henti. Hanara juga pasti sayang nyai mama.
VT masih bukaa 3. primi bukaan 3, masi lamaaa. pindah ke kamar deh, ini enaknya disini, ga harus nunggu di VK, kan bosen. dan kamar VIP sama VK tinggal ngesot
08.00 wib
his masih belum adekuat, darah lendir finally showed up.
11.00 wib
papa nanya "mau ga kak tambah cytotec sublingual 1/2," biarpun udah tau rasanya karena dulu pernah minum pre kuretase, saya sadar ini tenaga makin menipis, hanara harus segera lahir, so saya bilang oke, eh apa 1/4 ya? lupa. and the reaaaal pain begin
13.00 wib
pindah lagi ke VK. melalui semua proses melelhakan, menyakitkan dan blablabla lainnya. WITHOUT SCREAMING. im so proud of myself *again*. yang belum melahirkan, ntar coba deh ga teriak. kayaknya sih menurut aku, emang ada orang2nya ya, ada yang emang simply ga suka aja teriak2. kayak aku. i dont do things i think useless, i cant really do smalltalk. so yeah, i dont scream. ga bantu apa2, bikin tenaga abis, dan ga elegan aja buat saya. *banyak gaya*. cuma tiap orang kan beda, mungkin ada orang yang emang sakitnya berkurang kalau teriak. (emang ada?). one of my lecture (other than daddy) lagi ada di VK juga waktu itu, dy sampe bilang, "ah belum aja ini teriak2, kalau dokter ngelahirin normal tuh biasanya ga ada yang tahan sakit, teriak2 pasti"trus karena dia lumayan lama disitu, akhirnya dia bilang "wah beneran diem aja? ga teriak2? kuat bener".
i dont scream, yess, but i cry a lot. lots more than normal people. cengeng, sensitif dan gampang nangis ibu satu ini sumpah. jadi jangan bentak2 dan kasar ya, nanti saya nangis spontan uhuy kamu bingung. semua orang ada kelebihan dan kekurangan.
13.47 wib
oooeeeeek. suara kencang tangisnya terdengar. mata suami saya ikut berkaca2. akhirnya hanara lihat datuknya buat pertama kali. (yaiyalah datunya yang ada didepan jalan lahir) langsung delayed cord clamping dulu sama papa, lanjut diclamped, dikeringin dikit, dan IMD.
we saw each other for the first time. it was magical. i can still remember the feeling of disbelieve, happiness, joy. i was mesmerised by this little reddish babygirl, who didnt cry, moving here and there at my bare chest. the world feel like in deep silent, what i heard was only her breath, what i saw was only my hanara. "im a mom now, and this is the reason God made us wait for two years, this lil pretty thing is worth the wait"
approx 13.52 wib
tapi tiba2,, suuurrsuuurrr,,setelah plasenta lahir, darah tidak mau berhenti mengalir dari mrs.V saya. luka episiotomi yang sudah dijahit, (iya saya di episiotomi), darah tetap mengalir. oksi sudah ditambah, via drip, sambil tetap di masase.
"papa, itu darah yang ngalir2?" saya sampai bisa merasakan alirannya saking derasnya. dan tiap papa mencoba menjahit lebih dalam saya mengerang dan akhirnya mengangkat pantat saya sehingga darah makin sulit dievakuasi. "bius aja ya nak, papa susah kalau kamu angkat2 pantanya terus". dan selanjutnya adalah putih untuk saya.
Hanara diamankan ke kamar bayi, bahkan belum sempat minum setegukpun asi. dengan sisa kesadaran sebelum obat bius menghilangkan pandangan saya sementara, saya meningatkan suami dan mama saya "jangan dikasih susu formula, dia harus ASI"
16.00 wib
kesadaran saya pulih. masih agak linglung, saya lihat sekeliling, masker rebreathing terpasang, ivfd 2 line, muka cemas suami saya bertanya dengan suami yang masih setia disebelah saya, "ini dimana sayang? masih di tiara? tadi ga ke OK kan?". being a doctor (and an obgyn residency) i know, the worst was i got my womb taken away and i woke up in the ICU. "ga sayang, ini masih di VK kok, ga kemana2". lega rasanya. hanara masih akan punya adek. yeiy! hihi.
beneran yang pertama kepikir uterus dan teman2nya harus masih utuh. Lalu ingat, ah hanara belum minum apa2. "hana dimana? belum dikasih sufor kan?? hana harus asi". "iya belum, hananya anteng kok dikamar bayi". Makasih Ya Allah, sudah menenangkan hanara sampai miminya pulih dan bisa kasi ASI. that was a lot for us both. Saya yakin semua hal dengan campur tangan Allah.
Selama saya tidak sadar, ternyata bumi gonjang ganjing. *halah*. mama sama ibu nangis, keluarga rame dan sebagian bareng sama residen2 juga ke PMI karena saya butuh 3 kantong darah. mama inisiatif nelfon temen papa yang lebih senior buat bantuin, manggil pak wim yang lagi praktek disebelah, bahkan ada konsulen anes senior juga. Buka gorden VK jadi keliatan hebohnya, ramenya. satu2 mereka dan keluarga ngeliatin ke VK sampe akhirnya saya yang dibawa ke kamar lagi sekitar 16.30 wib
di kamar langsung minta bawain hanara, IMD lagi. (masih IMD ga namanya kalau sudah 3 jam kemudian? iyain aja ya). langsung mau hana nya? ga. langsung bisa latch on? ga. langsung keluar asi nya? ga. hana ngamuk? iya. frustasi? iya. tapi saya punya mama yang superduper pro asi, jadi she kept on supporting me. ah, suami dan papa juga. sampai akhirnya bisa stok kolostrum 11 botol 50 cc buat hana. the golden of golden liquid.
Those almost 3 days, 10-12 mei, adalah harihari
terberat dalam hidup saya. tetapi juga hari hari yang sangat indah. 12 mei
adalah hari terbaik, bahkan lebih indah dari indahnya acara pernikahan dihotel
mewah 2 tahun yang lalu. Hanara adalah kebahagiaan, seperti namanya.
it was all a miracle
This easily smiled girl is a miracle
God showed me, eventho i had a painful, long,
delivery process, eventho i only have like 5-10 min of skin contact with my girl
right after she was born, and they secured her becoz of my profuse bleeding,
those 3 pack of fresh wholeblood tranfused, above all, God gave me a
healthy, pretty, adorable, understanding smiling babygirl. She waited for me
to gained my consciousness first without screaming her lung out, silently, so
noone ever tried to suck her mouth with cowmilk formula. They did it as i said,
"dont give my girl any formula". those first time breastfeed experience. i passed those frustrating moment already, we can
handle it now. delivering Hanara was my war against death. yet, i thank God for helping me through and give me life. Adeknya hanara nanti ya. istirahat dulu. 2019 lah.