Tulisan kali ini adalah lomba blog pertamaku, tidak berharap
menang, tapi berharap bisa pergi ke Nepal atau penang atau bali gratis bersama
suamiku. (sama saja berharap ya?) Utuk menulis lomba blog saja, aku tidak pernah termotivasi sebesar ini.
Bukannya tidak tau jika lomba blog sudah ada sejak lama, bukan pula blog yang aku
miliki masih seumur jagung, tapi aku belum pernah menemukan lomba blog dengan
hadiah semenarik ini. Airasia merubah hidupku sekali lagi. Adalah baik untuk
bermimpi, berusaha, berdoa, dan percaya bahwa tidak ada yang mustahil didunia
ini. Dan mimpiku adalah bisa mengelilingi dunia yang menakjubkan ini
Jika bercerita
tentang perkenalanku tetang airasia, 6 tahun yang lalu, maka kita akan kembali
kemasa akhir kuliahku di fakultas kedokteran universitas Sriwijaya. Ada banyak
cerita yang bisa diceritakan. Betapa banyak kenangan indah yang hanya
dapat terlaksana karena adanya sahabat
baruku saat itu, Airasia.
(Delegasi AMSA
Indonesia setelah paduan suara pada acara Cultural
Night EAMSC 2010)
East Asian Medical Student Conference (EAMSC) 2010, Januari 2010, di Kuala lumpur,
Malaysia. Sebuah konferensi terbesar di Asia Tenggara untuk mahasiswa kedokteran
se-Asia Tenggara yang menjadi saksinya. Sebuah konferensi besar yang diikuti
perwakilan dari Asian Medical Students’
Association (AMSA) dari berbagai Negara di Asia dan warga keturunan Asia
yang menuntut ilmu di belahan dunia lain, seperti Australia, New Zealand, Ukraine,
dan Inggris.
Di Indonesia
sendiri, saat itu hanya ada 20 universitas yang tergabung dalam AMSA Indonesia.
Universitas Sriwijaya, tempat aku menuntut ilmu adalah salahsatu anggota tertua
dalam organisasi ini. Dari ke-20 universitas, hanya 25 orang yang diperbolehkan
berangkat menghadiri tiap konferensi, mewakili Indonesia. Termasuk didalamnya 6
orang pemenang lomba poster dan makalah nasional yang akan mencoba mengharumkan
nama bangsa pada perlombaan yang diadakan selama konferensi. Bayangkan saja
bagaimana sulitnya merebut satu kursi untuk ikut serta. Karena aku sudah pernah
mewakili universitasku pada acara sebelumnya, dan aku bukanlah pemenang lomba
apapun, maka hanya ada satu cara untukku ikutserta, yaitu dengan menjadi chief of delegates AMSA Indonesia. Iya,
kepala semua delegasi yang akan mewakili Indonesia. Seseorang yang akan paling
sibuk mengurus semua keperluan dari jauh hari sebelum keberangkatan sampai jauh
hari setelah kepulangan. Seseorang yang akan sibuk dengan perizinan, surat
menyurat, dan tentu saja, tiket penerbangan.
Ternyata pada
November 2009, tibalah waktuku untuk benar-benar berkenalan dengan sahabatku, Airasia.
Sebagai satu dari dua ketua delegasi, adalah tugasku untuk mencari penerbangan
yang paling baik dan murah, mencocokannan jadwalnya dengan semua delegasi dari
berbagai kota di Indonesia, mengumpulkan passport dan data untuk pemesanan ,
memesan tiket, pelunasana tiket, mengumpulkan uang dari semua delegasi, check-in tiket, mengurus bagasi dan semua hal lain yang
menyangkut perjalanan kami dari sebelum meninggalkan tanah air sampai kembali
lagi ke Soekarno-Hatta. Semua hal ini tidak mudah dilakukan, apalagi aku
berdomisili di Palembang, bukan di Jakarta. Tapi Airasia mempermudah semua
urusanku. Dengan website yang sangat handy
yang bahkan bisa dibuka dengan ponsel, dengan pilihan group booking untuk pemesanan dalam jumlah banyak, call center yang ramah dan siap membantu kapan saja, pilihan
pembayaran online dengan kartu kredit, dan yang pasti terjamin dan paling
murah. Harga tentu adalah salah satu pertimbangan utama kami, para mahasiswa
dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Tidak semua delegasi berasal dari
keluarga dengan ekonomi atas, apalagi dengan mahalnya biaya yang diperlukan
mahasiswa kedokteran di Indonesia ini, tapi sekali lagi Airasia mengubah stigma
“hanya yang kaya yang bisa terbang”. Seperti moto mereka “Now, everyone can fly” dan ya, kami semua bisa terbang.
Proses pemesanan
tiket berlangsung dengan baik dan tanpa kendala berarti, melalui group booking
di website airasia.com. Proses pelunasan juga berjalan dengan mudah tanpa harus
membuat kartu kredit sendiri karena aku bisa memakai kartu kredit papa walaupun
beliau tidak ikut terbang.
Kode booking sudah didapat, dan kami siap
melenggang ke airport pada tanggal yang ditentukan sampai tiba-tiba seorang
delegasi memberi tahu jika dia tidak bisa berangkat pada jadwal penerbangan
yang kami sepakati. Kode booking yang dibuat melalui group booking ini berisi 5 tiket PP untuk 5 orang dalam satu kode,
bagaimana caraku memisahkan satu orang dari lima orang ini? Sementara aku di
Palembang dan belum ada kantor resmi airasia disini pada saat itu. Aku panik.
Terbayang aku harus membayar ganti satu tiket PP Jakarta-Kuala lumpur yang hangus
tidak terpakai atau bagaimana caraku
menjelaskan pada temanku jika aku tidak tau cara merubahnya tanpa rasa malu.
Terbersit penyesalan dalam pikiranku. Seandainya bukan aku yang mengurusi tiket
penerbangan ini. Seandainya bukan aku yang menjadi chief of delegates. Seandainya aku tidak ngotot ingin ikut EAMSC
ditengah kehidupan kuliahku yang melelahkan dan konsentrasi saja pada ujianku
diakhir tahun.
Tapi bukan Raissa
namanya kalau menyerah pada pilihannya. Aku yakin satu hal, pasti ada jalannya
dan Airasia pasti bisa membantu karena aku tau Airasia adalah maskapai besar
yang terpercaya. Kubuka lagi website airasia hingga akhirnya menemukan call center dan segera menelfon nomor
itu. Ternyata semua urusan ini sangat mudah, seorang wanita melalui Call center Airasia yang membantuku sangat ramah dan baik hati, dialah yang menyelesaikan
semuanya. Memisahkan kode booking satu
orang itu dari rombongan dan memesan penerbangan baru untuknya. Semua selesai hanya
dengan telfon, koneksi internet dan email, tanpa harus pergi ke Ibukota dan
meninggalkan kuliahku. Ternyata terbang keluar negeri bahkan dalam rombongan
yang besar, bisa dilakukan dengan mudah, dari rumah, murah, dan menyenangkan
bahkan oleh orang yang tidak pernah memesan tiket untuk dirinya sendiri
sebelumnya.
Kemudahan mengurus tiket penerbangan, perjalanan diudara yang menyenangkan, indahnya alam ciptaan Tuhan, teman-teman baru, budaya berbeda. Mataku terbuka, dunia tidak hanya setebal bukuu-buku kedokteranku. Pikiranku terbuka, hidup bukan hanya sekedar menjalani rutinitas. Impianku terbuka, bukan hanya untuk menjadi dokter yang sukses dinegaraku. Setelah hari itu, hari aku berkenalan dekat dengat maskapai kesayanganku, Airasia, sejak hari itulah aku berjanji pada diriku sendiri, “inilah awal petualangan-petualanganku mengelilingi dunia”.
Kemudahan mengurus tiket penerbangan, perjalanan diudara yang menyenangkan, indahnya alam ciptaan Tuhan, teman-teman baru, budaya berbeda. Mataku terbuka, dunia tidak hanya setebal bukuu-buku kedokteranku. Pikiranku terbuka, hidup bukan hanya sekedar menjalani rutinitas. Impianku terbuka, bukan hanya untuk menjadi dokter yang sukses dinegaraku. Setelah hari itu, hari aku berkenalan dekat dengat maskapai kesayanganku, Airasia, sejak hari itulah aku berjanji pada diriku sendiri, “inilah awal petualangan-petualanganku mengelilingi dunia”.
No comments:
Post a Comment