Sunday, August 14, 2011

untuk mereka dan aku

was reading my own blog, well, my last poem actually.
and with this "close to you" as backsound, i feel like writing another one.
let's look around afif's bedroom to find such inspiration.
hmmmm..

untuk dia yang kata Tuhan jodohku,

dimana kau kemarin?
aku tak tau
dimana kau sekarang?
aku tak tau
dimana kau besok?
aku tak tau
kau adalah misteri
sampai mentari menari dan bulan berseri
untuk cinta yang bersemi


untuk dia yang dibiarkan Tuhan menghilang,

terimakasih untuk waktumu yang sempit,
terimakasih untuk kasihmu yang sedikit,
terimakasih untuk goresan senyum diwajaku yang kau rusak dengan duri,
terimakasih untuk luka hati oleh belati,
aku tau Tuhan hanya menyayangiku,
membiarkan airmata sedikit membasahi pipiku,
demi seribu senyuman dan tawa yang disiapkannya untukku.


untuk dia yang telah bahagia,

apa aku juga bahagia untukmu?
ya, kataku
apa aku juga tersenyum untukmu?
ya, ujarku
selama senyum dan kebahagiaan itu merekah dibibirmu,
aku juga akan tersenyum dan berbahagia,
tidak, aku tak akan peduli kalaupun itu palsu,
karen kau telah memilih hal itu,
bukan aku.
untuk diriku

ntah berapa banyak lagi BAB dalam buku hidupmu,
dan ntah seperti apa epilog tiap bagian tersebut,
tersenyumlah karena kau masih memiliki mereka,
orang orang yang akan selalu membantumu berdiri ketika kau jatuh,
orang orang yang akan menjadi pelawak disuramnya harimu,
dan karena merekalah hidupmu akan selalu berarti,
tersenyumlah,
tersenyumlah,
tersenyumlah selalu



Palembang, kamar afif,
ditengah ngerjain hukuman telat di jiwa,
14 agustus 2011

No comments:

Post a Comment