Monday, March 28, 2016

maternity shoots (behind the scene)

Dari dua tahun lalu, alias dari mulai berharap hamil awal nikah, sampe sekarang, i always wanted to do a maternity photoshoot. kenapa? biar unyu aja. makin hari makin pengen karena makin ngerasa, i've been waiting for so long to get my own bump. Dan mungkin karena kali ini hamilnya anak cewek , jadi makin ganjen deh ini miminya. masuk trimester 2 pokoknya sibuk banget mikirin foto maternity. mulai dari konsepnya apa, temanya apa, bajunya apa, propertinya apa, semuaaaa.
Tau kan ini dr.raissa suka sesuatu yang disiapkan secara detail. jadi keribetannya hampir mirip persiapan prewedding dulu. bedanya, ini ga sebanyak konsep prewed dulu. dan karena ini ga seenergik zaman muda dulu. duileee berasa udah akiaki.

seperti biasa, post ini akan meliputi tips dan langkah2 kalo kamu yang baca lagi mikir mau foto maternity juga. ala saya ya. hehe

1. konsep kasar
intinya, kamu mau foto kamu kesan awalnya apa, karena ini akan menentukan poin2 dibawahnya nanti. pilihannya :
- casual
apakah casual?  berarti foto kamu akan berkesan "santai", "sehari-hari", "ringan", dan paling "less effort" cuma ga berarti effortless loh ya. karena foto yang keren itu (menurut saya) adalah keseimbangan dari semua effort orang2, kesiapan, skill, dan semua yang ada didalamnya. Contohnya aja gini, foto dengan lipstik merah dan lipstik nude akan berbeda kesan yang ditimbulkan. see, you need to think of the details.
- foto cantik
kalau foto cantik itu maksudnya foto yang lebih menonjolkan sisi "im pregnant but still looks mommazing" (sebenernya saya ga kepikiran istilah lain yang lebih cocok sih). kenapa MOMazing? karena biasanya yang ditonjolkan itu sisi ke"ibu"an dari si preggiemom. bajunya biasanya yang panjang2 juntai, lace, sifon, satin. bisa glamour, tapi kadang tetep simpel. dengan flower crown atau headband. warna warni pastel bahkan bold. pokoknya ini range nya luaaas banget.
and i choose this.
- tematik
apa temantik ya? pokoknya dengan tema unik tertentu yang spesifik. misal, foto ala ala jepang dengan yukata. sebenernya saya kemaren mau sekalian cul ke Palembang square buat foto ala ala jepang dengan yukata, apadaya, udah mau magrib, lagian ternyata foto cantik saya keren keren, jadi batal deh. saya pernah liat juga ada yang foto ala pembalap gitu dengan perut melendung, lucu sih, tapi kurang suka.

saran saya, maksimal 2 konsep. bagusnya sih satu aja biar fokus dan range pilihan fotonya jadi beragam dengan baju yang sama. ganti tema cenderung akan bikin ngulang pose yang sama cuma beda baju doang, bonus capek ganti2 baju dan mungkin pindah lokasi. bonus mikir segala wardrobe, properti, lokasi, dan budget double juga.

2. Budget --> Choosing Fotografer/studio
Budget emang akan ada di tiap poin persiapan, maka haruslah juga disesuaikan dari awal. foto di studio biasanya lebih murah ketimbang outdoor atau indoor ditempat lain. dan juga lebih simpel. kenapa? karena si fotografer harus bawa lighting dan peralatannya dan asisten, kalau di studio kan emang semua barang dia disana. belum lagi beberapa tempat foto memerlukan uang sewa tambahan.
nah fotografer juga skill dan experience nya ga murah. apalagi yang udah punya nama. apalagi yang mau nyediain properti. apalagi kalau ga kenal. that's why i choose the one i already familiar with. biar lebih lepas juga aja pas fotonya. kan kalo baru kenal ada rasa rasa awkward gitu. Yang paling penting ya itu, sesuaiin biaya foto sama budget. you need to save money for many things baby related kan. peralatan bayi zaman sekarang mehong.
salahsatu studio khusus foto maternity dan baby yang saya tau di palembang sebenernya paketnya lebih murah dari foto saya ini, dan mungkin beberapa foto studio yang suka orang2 pasfoto itu juga lebih murah, tapi gimana ya, saya dari dulu pengennya foto disini dengan MUA ini, jadi yasudahlah ikhlaskan beberapa penny demi kepuasan batin.

3. Lokasi
- studio
- indoor non studio
- outdoor
secara foto maternity tuh berat ya bumils, bawa badan aja berat, yang mau outdoor ayo dipikirpikir lagi. mau indoor diluar studio juga pikir lagi poin 2. tapi kalo ada budget atau lokasi yang bagus, apalagi pengen banget, badan sanggup, kenapa ga. saran saya, satu lokasi aja dalam satu hari. capek banget bok. inget, your body isnt in your best state. jangan samain sama foto prewed dulu yang bisa lincah sana sini. jalan aja susah.
Awalnya saya mau fotonya dikamar hotel. dengan alesan se simpel "pengen fotonya di gorden putih" gitu doang. which i need to pay extra more than 800 IDR for a room. itu juga kayaknya ga bagus bagus banget roomnya buat foto, tapi kalo harus bayar yang jutaan lagi cuma buat nginep semalem, breakfast, dan foto di KOTA SENDIRI, kok agak berat ya. paling renang, tapi baju renang kayaknya juga ga muat. niat mau renang dari awal hamil hanya tinggal kenangan. sebenernya sempet pengen juga foto underwater ala ala gigi-raffi, cuma sadar diri susah buka mata di air, dan ribet banget pasti, jadi lupakanlah. Sewa cafe cafean juga ga gratis, at least harus beli makan/ minum (dan nraktir) *oke ini pelit* haha. ada satu cafe unyu di palembang, sewa buat fotonya sekitar 700IDR, dapet voucher makan 300rb. uangnya bisa dialokasi buat nambahin beli freemie buat menyusui. ato buat beli 2 soffie the giraffe, ato buat apalah. dan lagi, ga puas fotonya karena malu ga sih kalau mau foto terlalu intim biarpun sama suami. kalau saya ya.
nah ini satu lagi alesan pengen banget foto maternity. Dulu pas prewedding, kami bersikukuh *bahasanya* ga mau pose intimate, no touching, apalagi kissing dan hugging ala ala bule yang banyak ditiru anak anak zaman sekarang. but somehow, i want to have a proper intimate full of skinship photoshoot with my hubby (well, ga terlalu intimate juga sih karena tetep aja malu sama fotografernya). pasti penasaran pengen liat hasilnya kaaaaan.

4. Wardrobe + MUA
ini balik lagi ke tema. casual yang paling gampang bisa tinggal pake wardrobe matching sama paksu dengan bongkar lemari. (eh paksunya diajakin foto juga kan ya?). Masalah yang timbul adalah, baju lama ga muaaaaaaaat. Jadi pilihannya, kalo ga beli, ya bikin. Dibeberapa kota apalagi diluar negri malah udah ada tempat penyewaan baju buat foto maternity, cuma di palembang ga ada kayaknya. daaan, jangan suruh bumil gede macam saya sewa ditempat orang sewa buat prewed, mana muaaat. Kalaupun muat, sewa bajunya 2 juta itu bikin keliyengan. dompet dedek ga kukuuuh. jadi pilihannya, jahit atau beli yang murce. Setelah mutusin mau bikin aja, pilihannya jadi lanjut ke "mau warna apa". karena saya maunya foto cantik, awalnya saya bingung mau broken white, dusty pink atau sand choco. lamaaaaaa banget semedi, liat2 di IG dengan #maternity lalala, gangguin si belu dan seisi rumah dengan pertanyaan yang sama "bagusan yang mana", akhirnya bulet, udah putih aja, titik. tadinya juga mau beli, cuma kalau online takut ga muat, mau keliling palembang tenaganya ga ada, mageerr dan paasti mahal. akhirnya beneran jahit deh. tinggal ke toko bahan deket rumah, beli, taro ke tante jahit langganan, ukur, tunggu, jadi deh. sempet pake drama salah warna furing juga sih. kan saya beli broken white, tiba tiba furingnya dikasih bright-blue-ist-white, jadi kayak murahan gitu, untung fotonya mundur jadi bisa minta rombak ulang. iya saya ini rempong. kkk.
oiya jangan lupa belt ya kalau fotonya pake baju lengkap atau ala ala muslimah kayak saya, biar batas atas si bumps keliatan. i ordered a flowery belt jauh2 hari sesuai dengan 3 warna yang dilema itu, jadi kalo tiba2 berubah pikiran, mau warna apa aja asal masih 3 itu, ga perlu beli lagi. smart move kan? :p

Dress saya broken white dengan aksen cape didepan dada buat nutupin boobs yang membesar dan ga mau terlalu menonjol, dengan jilbab senada + headband crystal, flowery belt pink-choco, heels *buat nopang badan, yang sebenernya ga bisa properly worn karena kekecilan di kaki yang bengkak*.
Kak Aidyl pake baju koko broken white + beige (?) pants + pantofel (?) + pomade *ini penting*

MUA ga pake banyak drama, tetep pake mbak langganan karena i need someone with skills to do hijab stylish too, not only makeup. dan dipinjemin headbandnya, jadi ga perlu beli, senangnyaaa.

5. Properti
karena foto maternity, tentu propertinya barang2 baby yang sesuai jenis kelamin si calon baby. saya bawa satu bungkus gede isi macem2 hal:
- sepatu bayi unyu
- USG
- dress2 unyu, tapi kata fotografernya keberatan tapi buat jadi elemen foto (ini baju yang dibilang mama "mau disuruh nyanyi dimana" :p)
- kaos dan celana
- jumper
- tulisan banner "it's a girl" yang aku dapet online FOR FREE, dan dicetakin dan disusunin juga for free sama fotografernya. terus dibawa pulang, buat akikahan bisa kali ya. hehe.

6. Waktu
bagusnya sih deket2 lahiran biar perutnya nduuttt banget. 36 37 mungkin. tapi saya udah terlalu ga sabar dan takutnya nanti nanti malah ribet, belum lagi mau ada nikahan sepupu. jadilah fotonya di 32 weeks. satu lagi, paksu kan bisanya cuma hari libur, sementara yang namanya fotografer dan MUA itu justru sibuknya dihari libur, nah kan susye jadi nyamain jadwalnya. ini aja dadakan H-5hari baru beneran jadi. pas hari H hujan deras lagi. untuk akhirnya ga jadi hotel room dan maunya di studio ajah. dan biarpun sempet ngaret 1 jam karena insiden biasa, "cewek siapnya lamaaak", fotoonya jadi jugaa, mulai sekitar jam 4.30 sore, selesai jam 6. quite a sort time, but we had 127 nice shoots! senangnya lagi, semua file boleh diambil gratisaaan. hepi ga sih. :)


anw, it was a fun experience for me and my hubby, and (i believe) our daughter too. our shared moment is priceless and worth every effort. dan emang dasarnya saya sama suami suka difoto sih ya, jadi sukaaaa. paksu sampe nambah nambah pose sundulsundulan perut. lucuuu. nomatter how you do your maternity shoots, wether a proper one with a cap from a pro, or just simply captured by someone random you guys meet down the street, make sure to enjoy every moment of your pregnancy, embrace it, love it, and take a nice shoot!

have fun with your bumps!

No comments:

Post a Comment