Friday, August 28, 2015

Awal petualanganku mengelilingi dunia


Tulisan kali ini adalah lomba blog pertamaku, tidak berharap menang, tapi berharap bisa pergi ke Nepal atau penang atau bali gratis bersama suamiku. (sama saja berharap ya?) Utuk menulis lomba blog saja, aku tidak pernah termotivasi sebesar ini. Bukannya tidak tau jika lomba blog sudah ada sejak lama, bukan pula blog yang aku miliki masih seumur jagung, tapi aku belum pernah menemukan lomba blog dengan hadiah semenarik ini. Airasia merubah hidupku sekali lagi. Adalah baik untuk bermimpi, berusaha, berdoa, dan percaya bahwa tidak ada yang mustahil didunia ini. Dan mimpiku adalah bisa mengelilingi dunia yang menakjubkan ini

Jika bercerita tentang perkenalanku tetang airasia, 6 tahun yang lalu, maka kita akan kembali kemasa akhir kuliahku di fakultas kedokteran universitas Sriwijaya. Ada banyak cerita yang bisa diceritakan. Betapa banyak kenangan indah yang hanya dapat  terlaksana karena adanya sahabat baruku saat itu, Airasia.


(Delegasi AMSA Indonesia setelah paduan suara pada acara Cultural Night EAMSC 2010)

East Asian Medical Student Conference (EAMSC) 2010, Januari 2010, di Kuala lumpur, Malaysia. Sebuah konferensi terbesar di Asia Tenggara untuk mahasiswa kedokteran se-Asia Tenggara yang menjadi saksinya. Sebuah konferensi besar yang diikuti perwakilan dari Asian Medical Students’ Association (AMSA) dari berbagai Negara di Asia dan warga keturunan Asia yang menuntut ilmu di belahan dunia lain, seperti Australia, New Zealand, Ukraine, dan Inggris.

Di Indonesia sendiri, saat itu hanya ada 20 universitas yang tergabung dalam AMSA Indonesia. Universitas Sriwijaya, tempat aku menuntut ilmu adalah salahsatu anggota tertua dalam organisasi ini. Dari ke-20 universitas, hanya 25 orang yang diperbolehkan berangkat menghadiri tiap konferensi, mewakili Indonesia. Termasuk didalamnya 6 orang pemenang lomba poster dan makalah nasional yang akan mencoba mengharumkan nama bangsa pada perlombaan yang diadakan selama konferensi. Bayangkan saja bagaimana sulitnya merebut satu kursi untuk ikut serta. Karena aku sudah pernah mewakili universitasku pada acara sebelumnya, dan aku bukanlah pemenang lomba apapun, maka hanya ada satu cara untukku ikutserta, yaitu dengan menjadi chief of delegates AMSA Indonesia. Iya, kepala semua delegasi yang akan mewakili Indonesia. Seseorang yang akan paling sibuk mengurus semua keperluan dari jauh hari sebelum keberangkatan sampai jauh hari setelah kepulangan. Seseorang yang akan sibuk dengan perizinan, surat menyurat, dan tentu saja, tiket penerbangan.

Ternyata pada November 2009, tibalah waktuku untuk benar-benar berkenalan dengan sahabatku, Airasia. Sebagai satu dari dua ketua delegasi, adalah tugasku untuk mencari penerbangan yang paling baik dan murah, mencocokannan jadwalnya dengan semua delegasi dari berbagai kota di Indonesia, mengumpulkan passport dan data untuk pemesanan , memesan tiket, pelunasana tiket, mengumpulkan uang dari semua delegasi, check-in  tiket, mengurus bagasi dan semua hal lain yang menyangkut perjalanan kami dari sebelum meninggalkan tanah air sampai kembali lagi ke Soekarno-Hatta. Semua hal ini tidak mudah dilakukan, apalagi aku berdomisili di Palembang, bukan di Jakarta. Tapi Airasia mempermudah semua urusanku. Dengan website yang sangat handy yang bahkan bisa dibuka dengan ponsel, dengan pilihan group booking untuk pemesanan dalam jumlah banyak, call center  yang ramah dan siap membantu kapan saja, pilihan pembayaran online dengan kartu kredit, dan yang pasti terjamin dan paling murah. Harga tentu adalah salah satu pertimbangan utama kami, para mahasiswa dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Tidak semua delegasi berasal dari keluarga dengan ekonomi atas, apalagi dengan mahalnya biaya yang diperlukan mahasiswa kedokteran di Indonesia ini, tapi sekali lagi Airasia mengubah stigma “hanya yang kaya yang bisa terbang”. Seperti moto mereka “Now, everyone can fly” dan ya, kami semua bisa terbang.

Proses pemesanan tiket berlangsung dengan baik dan tanpa kendala berarti, melalui group booking di website airasia.com. Proses pelunasan juga berjalan dengan mudah tanpa harus membuat kartu kredit sendiri karena aku bisa memakai kartu kredit papa walaupun beliau tidak ikut terbang.

Kode booking sudah didapat, dan kami siap melenggang ke airport pada tanggal yang ditentukan sampai tiba-tiba seorang delegasi memberi tahu jika dia tidak bisa berangkat pada jadwal penerbangan yang kami sepakati. Kode booking yang dibuat melalui group booking ini berisi 5 tiket PP untuk 5 orang dalam satu kode, bagaimana caraku memisahkan satu orang dari lima orang ini? Sementara aku di Palembang dan belum ada kantor resmi airasia disini pada saat itu. Aku panik. Terbayang aku harus membayar ganti satu tiket PP Jakarta-Kuala lumpur yang hangus tidak terpakai  atau bagaimana caraku menjelaskan pada temanku jika aku tidak tau cara merubahnya tanpa rasa malu. Terbersit penyesalan dalam pikiranku. Seandainya bukan aku yang mengurusi tiket penerbangan ini. Seandainya bukan aku yang menjadi chief of delegates. Seandainya aku tidak ngotot ingin ikut EAMSC ditengah kehidupan kuliahku yang melelahkan dan konsentrasi saja pada ujianku diakhir tahun.

Tapi bukan Raissa namanya kalau menyerah pada pilihannya. Aku yakin satu hal, pasti ada jalannya dan Airasia pasti bisa membantu karena aku tau Airasia adalah maskapai besar yang terpercaya. Kubuka lagi website airasia hingga akhirnya menemukan call center dan segera menelfon nomor itu. Ternyata semua urusan ini sangat mudah, seorang wanita melalui Call center Airasia yang membantuku sangat ramah dan baik hati, dialah yang menyelesaikan semuanya. Memisahkan kode booking satu orang itu dari rombongan dan memesan penerbangan baru untuknya. Semua selesai hanya dengan telfon, koneksi internet dan email, tanpa harus pergi ke Ibukota dan meninggalkan kuliahku. Ternyata terbang keluar negeri bahkan dalam rombongan yang besar, bisa dilakukan dengan mudah, dari rumah, murah, dan menyenangkan bahkan oleh orang yang tidak pernah memesan tiket untuk dirinya sendiri sebelumnya.

Kemudahan mengurus tiket penerbangan, perjalanan diudara yang menyenangkan, indahnya alam ciptaan Tuhan, teman-teman baru, budaya berbeda. Mataku terbuka, dunia tidak hanya setebal bukuu-buku kedokteranku. Pikiranku terbuka, hidup bukan hanya sekedar menjalani rutinitas. Impianku terbuka, bukan hanya untuk menjadi dokter yang sukses dinegaraku.  Setelah hari itu, hari aku berkenalan dekat dengat maskapai kesayanganku, Airasia, sejak hari itulah aku berjanji pada diriku sendiri, “inilah awal petualangan-petualanganku mengelilingi dunia”.

No comments:

Post a Comment