Wednesday, April 23, 2014

life is about being questioned

why do people soooo demanding toward our lifes?
yess ofcourse most of them are just too kepo too.
why do we care?

dari kita bahkan belum ada didunia ini, saat mama papa kita baru aja nikah, orang2 sudah nanya, "udah isi belum?" (isi apa? nasi maksudnya?), "udah ada hasil?" (emangnya lagi bercocok tanam, ada panen hasil??", "gimana? udah tokcer?" dan masi banyak lagi.

setelah kita didalem perut, mama papa bisa dengan bangga bilang "nih udah ada hasilnya, sekian bulan lagi lahir."

lalu kita tumbuh dan berkembang, melewati "udah bisa jalan?", "udah bisa ngomong?", "udah masuk sekolah?", "udah naik kelas?", daaan seterusnya dan seterusnya sampai masa transisi remaja dan tibalah pertanyaan "mau masuk mana?"

berjuang sampe akhirnya bisa masuk bangku kuliah. berjuang dengan belajar keras sampe pulang kerumah cuma buat tidur dan sarapan. berjuang melawan keinginan leyeleye hari minggu dan tetep pergi intensif bimbel, atau sekedar buat TO ntah di lapangan mana. ga tanggung, biarpun sekolah udah pulang sore, langsung lanjut 2 bimbel sampe jam 9 malem. sampe rumah masi harus ngerjain soal2 yang besok akan dibahas dikelas.  yes i was there. i did the first test in my uni and i passed. yet, some irritating people thought my dad helped me in. HE WAS NOT!
oh i so wanted and still wanting to slap them in their face.

semua orang taulah betapa lamaaaaaanya kuliah di fakultas kedokteran. ditahun ketiga, saat orang orang fakultas lain mulai pada tamat, kami bahkan baru akan menyusun skripsi, dan dimulailah pertanyaan2, "kapan tamat? "kapan skripsi selesai?" "kapan jadi dokter?". dan dengan jawaban template harus bilang "masi ada koas 1,5 tahun menanti". 

selain itu mulai ada pertanyaan, "mana nih pacarnya?" which i wasnt really care, karena aku emang dr awal otak ini udah disetting mama "nak, jangan mau buang waktu buat cowok yang ga worth it". mama itu orang yang paling selective buat pilih pasangan anaknya, bahkan jauuuh lebih selektif dari anaknya sendiri. and i believe in her more than i believe myself buat urusan ginian. jadi dulu, kalo ada yang deketin, mama ntah dr mana tau, dan langsung jadi detektif gitu, she knew until the very details, bahkan yang aku ga tau. babat bibit bebet bobot. kalo menurut dy ga layak, udah deh, bakal dengerin ocehannya. until i met my husband and looks like he met all my mom's criteria of my ideal husband (and ofcourse he met mine which is simpler than mom's). jadi nostalgia. hihi.
kata mama, cari pasangan itu harus yang jelas masa depannya, "jangan mau nak sama sarap sarap jalan". kejam sih istilahnya, tapi nge jleb banget kalo kamu lagi tertarik sama cowok yang baik, nyambung, tapi kamu bahkan ga tau itu jurusan tempat dia kuliah nantinya bikin dia kerja dimana.

balik ketopik.
terus tibalah saat pacaran yang indah, dan temen2 mulai nikah (dan bahkan cerai :p). pertanyaannya beetambah
"kapan nikah?" (mulai dari mikir, giling, baru umur segini oi, belum internship, baru juga pacaran, sampe akhirnya mikir , mungkin ini emang udah saatnya)
"kapan nyusul ke pelaminan?" (ini ke pelaminan, salaman sama penganten).
dan kamipun menikah, setelah 1 tahun persiapan yang paaanjaaang

lalu pertanyaan yang sama kayak dulu terulang lagi,  "udah isi belum?" "udah ada hasil?" "gimana? udah tokcer?".biarpun emang program mau hamilnya baru mulai 2 minggu lalu, dan kami punya alasan yang ga perlu semua orang tau, tapi pertanyaan ini  cukup buat nambah beban pikiran. mana temen2 udah pada hamil. tambah stress dedek nih. dan si suami cuma akan ketawa2 kalo denger istrinya ini sewot, "ayaaaang, mau punya dedek bayi jugaaa,,,". "sabar aja sayang, kan kita baru mulai, nanti akan ada masanya, kita doa dan usaha dulu". tapi tapi,, mau garis duanya sekaraaaang. dan akupun kehasut beli testpack, padahal jadwal mens aja masih seminggu lagi, dan garisnya cuma satu. T-T

Ya Allah, segerakanlah turunkan rezekiMu untuk kami, anak-anak yang sholeh dan sholehah, yang cantik paras, budi pekerti dan imannya, yang sempurna jasmani dan rohaninya, yang pintar lagi cerdik, yang selalu menyayangi Mu dan kami mama-papanya, yang selalu membanggakan kami dan agamaMu, yang akan membawa kami dan diri mereka semua ke syurgaMu kelak. Amin Ya Robbalalamin. ^^

semangaat!
they keep on asking, we keep on trying and praying!
omongan adalah doa, semakin banyak yang tanya, semakin banyak yang doain. 

No comments:

Post a Comment